Posts

Showing posts from November, 2022

Selamat Hari Guru

Image
Tidak terasa, saya sudah menjadi guru selamat dua tahun lamanya. Pertamanya tidak menyangka, seorang lulusan Sastra Inggris malah menjadi guru. Kalau ditanya apakah menjadi guru adalah passion saya, jawaban awalnya adalah TIDAK , karena cita-cita pertama saya adalah menjadi penulis atau editor buku. Bergelut dengan anak-anak bukanlah mimpi saya... Lalu? Kenapa akhirnya jadi guru? Selama dua tahun, lagi... kan bukan waktu yang sebentar... Ya... bagaimana ya? Bisa dibilang seperti pepatah lama tresno jalaran seko kulino begitulah, saya yang tidak membayangkan diri sebagai guru, kini malah berkutat hebat dengan media pembelajaran. Menyenangkan sih, terutama kemarin, waktu kami, para guru SPSS meminta anak-anak untuk membuat surat bagi guru favoritnya, saya mendapat beberapa surat. Tidak banyak sih, mungkin karena saya galak kali ya, hehe.  Tapi surat yang sedikit itulah yang mempunyai makna bagi saya, dalam surat itu, beberapa menulis kalau mereka menjadi bisa Bahasa Inggris meskipun se

Kriteria Penilaian

Image
Apa sih itu kriteria penilaian? Ya, awalnya juga saya tidak tahu. Yang ada di benak saya soal kriteria penilaian ya jumlah point setiap soal, tidak lebih, tidak kurang. Sungguh pemahaman yang terlalu simple... Dari menjadi guru, saya belajar bahwa kriteria penilaian bukan sekedar bobot soal, tapi juga soal instruksi kita akan suatu soal. Ya intinya pedoman pengerjaan soal dan aspek yang dinilai. Dengan adanya kriteria penilaian, maka guru akan bisa menilai siswa dengan lebih objektif, daan siswa pun bisa mengerjakan soal dengan lebih maksimal karena instruksi yang diberikan dan bobot penilaiannya juga jelas. Sebenarnya saya masih harus belajar mengenai pembuatan kriteria penilaian, tapi berikut adalah salah satu contoh kriteria penilaian saya:  Bagaimana menurut teman-teman guru? Boleh banget berkomentar apalagi komentar yang membangun untuk kemajuan saya, silahkan, karena saya juga mb   1qasih belajar.

Ayo Berubah

Image
      Akhir-akhir ini, cara mengajar saya berubah... dari yang awalnya tidak pernah melibatkan siswa untuk maju ke depan, sekarang menjadi rajin meminta mereka maju presentasi ke depan. Awalnya sulit untuk mereka maju ke depan, malu-malu dan takut nanti salah dalam presentasinya, itu dari sisi siswa; dari sisi guru juga sebenarnya ada kesulitan tersendiri. Siswa yang maju dengan malu-malu bersuara kecil, dan suara yang kecil itu membuat teman-teman sekitarnya tidak fokus dan memilih untuk bercanda dan mengobrol sendiri. Lalu kelas pun seakan menjadi pasar mini. Ribut di mana-mana.       Lalu, apa yang bisa dilakukan? Saya disiplinkan mereka. Saya ajak mereka berpikir, jikalau mereka di depan, maukah mereka disepelekan seperti yang mereka lakukan ke temannya? Sontak semua menjawab tidak mau... Egois, saya bilang. Mereka terdiam. Mereka memang masih kecil, terutama dalam kasus ini, siswa kelas 7 yang masih kekanak-kanakan. Tapi mereka harus diajak berpikir, diajak berempati, karena belaj

Membuat Kompos, Membuat Cerita

Image
19 November 2022      Pagi yang tidak terlalu panas menjadi berkah tersendiri hari itu. Projek Penguatan Pelajar Pancasila yang kedua, bertema lingkungan terlaksana. Anak-anak dengan antusiasnya pergi ke dekat kandang kambing untuk memulai aktifitas pagi itu. Membuat kompos adalah agendanya. Dengan berbekal sampah organik bekas makanan, sampah dedaunan, dan kotoran kambing, siswa SPSS belajar membuat pupuk untuk pertama kalinya.      Berbagai ekspresi anak-anak tampak pada hari itu, ada yang ber-raut wajah jijik, ada yang menyiratkan antusiasme, ada yang bermimik wajah sebal. Pengalaman baru, jelas, apalagi buat mereka yang "anak kota."  Pengalaman mencangkul tanah untuk membuat lubang komposting dan mengeruk kotoran kambing yang bagi sebagian besar murid berbau mengerikan, mewarnai hari mereka. Saya, seperti anak-anak, juga awam soal membuat pupuk, maklum lah, dulu adanya praktek di laboratorium SMP, bukan seperti ini.     Sebagai orang awam, saya belajar bagaimana membuat k

Sudah Tiga Tahun Lamanya

Image
       Bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November, sekolah kami, Safin Pati Sport School merayakan ulang tahunnya yang ketiga. Saya adalah salah satu karyawan lama di sekolah ini, jadi tahu sekali bagaimana perkembangan sekolah ini. Dari yang awalnya satu kelas digabung menjadi satu, hingga kini yang hampir semua kelasnya ber-AC. Benar-benar kemajuan pesat dalam 3 tahun. Tentunya banyak lika-liku, banyak juga permasalahan yang harus diperbaiki dan ditingkatkan , tapi sampai hari ini, sekolah berjalan dengan peningkatan yang besar.     Untuk acara kemarin, hari Kamis lalu benar-benar berbeda dari tahun sebelumnya, siswa ikut tampil memeriahkan hari ulang tahun sekolah kita. Standup Comedy dan penampilan Band yang di bimbing oleh saya dan Pak Bayu tampil dengan baik. Jauh dari kata sempurna memang, tapi dengan tampilnya anak-anak menjadi daya tarik tersendiri bagi hadirin, tamu, dan anak-anak yang hadir. Acara dimulai dari jam enam, setelah sholat magrib dan berakhir pada jam sembilan

Pembelajaran yang Menyenangkan - Sebuah perbandingan -

Image
     Menjadi guru yang kreatif memberi ruang untuk saya berkembang, untuk saya mengeksplor berbagai media yang sebelumnya belum pernah saya gunakan dalam proses belajar mengajar. Tentunya dengan beragamnya media baik tugas maupun penjelasan, suasana kelas menjadi makin hidup, siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya dan mengerjakan tugas dan menyimak penjelasan. Gambar 1 Gambar 1 merupakan momen pembelajaran hari Senin, 14 November 2022 bersama dengan kelas 8. Pembelajaran saya awali dengan mengingatkan siswa tentang paragraf deskripsi yang telah mereka buat secara berkelompok (terdapat 3 kelompok) pada pertemuan lalu. Menggunakan karya mereka sendiri sebagai media, saya meengajak para siswa untuk membuat sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan teks buatan mereka. Kemudian, teks beserta pertanyaan mereka akan dikerjakan oleh kelompok lain. Saya sengaja memakai karya mereka agar mereka paham benar dengan tulisan mereka sendiri dan bisa mengkritisi karya mereka sendiri. Sebagai guru, s

Guru

Image
      Menjadi guru bukanlah impian saya... mengajar bukanlah bidang saya...     Tapi, kenapa saya menjadi guru?      Orang bilang, tresno jalaran soko kulino dan memang betul, memang terbukti. Saya yang sebelumnya tidak bercita-cita sebagai guru, malah terjun ke dunia keguruan. Pertamanya asal-asalan, bukan berarti asal beri materi ya, tapi asal-asalan mengajar, tanpa metode, hanya ceramah di depan kelas saja. Saya memang bukan orang yang rinci, bukan orang yang bisa hafal materi, teori mengajar dan sebagainya. Dari dulupun begitu, saat ada materi, misalnya, passive voice , saya akan bertanya-tanya, "apa sih itu?" meskipun sudah pernah dipelajari sebelumnya di perkuliahan, tapi saya lupa dengan istilahnya, hanya saat saya baca materi, maka saya akan seketika ingat. Jadi, jangan heran kalau saya ditanya: "Metode mengajarmu apa?" "Mengajar melalui pendekatan apa?"   Jawaban saya pasti  "Metode mengajar itu apa saja sih?" "Pendekatan mengajar

Penceramah Kedamaian

Image
     Ada yang kenal dengan wajah di atas? Sepertinya banyak yang belum tahu sosok di atas ya. Biar saya perkenalkan beliau. Nama beliau adalah Albertus Soegijapranata, seorang Uskup Agung Katholik pada tahun 1940-an. Pertanyaannya adalah: Apakah beliau benar-benar pahlawan? Apakah seorang Uskup maju ke medan perang?  Jawaban pertanyaan pertama adalah "iya", sedangkan jawaban pertanyaan kedua adalah "tidak" Lalu, apakah bentuk perjuangan beliau, sehingga patut mendapat gelar seorang pahlawan?      Seperti Ibu Kartini yang memperjuangkan wanita, Mgr. Soegijapranata memperjuangkan rakyat melalui aksinya, memberi bantuan pada mereka yang terdampak penjajahan Jepang. Perjuangan beliau tidak dengan mengangkat senjata, melainkan dengan memberikan uluran tangan pada yang membutuhkan. Saat masuknya Jepang ke Indonesia, keadaan menjadi kacau, penderitaan dan kekurangan pangan terjadi di mana-mana, Mgr. Soegijapranata mengulurkan tangannya, meminta orang-orang Gereja saling me

Menjadi Guru Kreatif

Image
      Ternyata menjadi kreatif itu menyebalkan... kenapa saya bisa berkata begitu? Setelah membaca blog teman-teman dalam mempersiapkan media mengajar, saya tahu sekalai effort yang ada disana. Membawa peralatan praktikum, browsing dan mencari PowerPoint dan video-video lain untuk bahan ajar, memotong kertas yang akan digunakan dalam game, latihan penyampaian materi yang baik, dan banyak hal lainnya. Sayapun mengalami hal yang sama, wong  tugasnya sama... ribetnya sama juga... saya jadi sadar, yang pusing materi ya bukan saya saja. Ribetlah pokoknya, tapi endingnya baik kok.     Teman-teman telah menjadi guru yang kreatif, terutama Pak Hartono yang sampai malam-malam chat saya meminjam dadu, betapa all out sekali beliau ya. Untuk teman-teman yang lain, seperti Bu Dwi misalnya, bela-belain membawa banyak peralatan untuk praktikum, tidak seperti saya yang print out saja. Comparing dengan guru-guru lain, media saya terkesan itu saja, tapi dengan media yang "itu saja" pun anak

Saya Sebal di beri PR Bu Capri

Image
Saya sebel sama Bu Capri, karena beliau memberi tugas yang membuat saya harus banyak memutar otak dengan cara-cara yang kreatif, harus membuat ini itu sebagai media pembelajaran, dan harus mencari-cari referensi dan contoh lewat internet. Saya sebel sama Bu Capri, tapi di sisi lain, saya sadar, bahwa pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dengan game dan kegiatan interaktif, dengan gambar dan tebak-tebakan. Saya menyadari ada perubahan di diri anak-anak setelah pembelajaran yang menyenangkan itu, terutama anak kelas 7 yang sekarang menunggu pelajaran saya untuk bermain dan belajar.

Teliti

      Satu yang saya pelajari minggu ini adalah masalah ketelitian. Saya memang bukan orang yang sangat teliti, berantakan bahkan, dan parahnya lagi, terkadang pelupa. Minggu ini saya belajar untuk lebih teliti dan mencatat semua yang terjadi, mungkin bisa dibilang membuat jurnal harian ya. Saya sadar, akan lebih terstruktur jika saya mempunyai buku atau alarm untuk mencatat segala hal yang terjadi, atau segala yang akan saya lakukan ke depannya.     Mungkin terdengar ribet, karena harus me -record semuanya, merekap semuanya, tapi saya percaya akan ada benefit di masa mendatang. Terkesan terdikte oleh alarm, namun saya, bisa jadi, lebih tepat waktu, lebih terorganisir, lebih ingat tentang apa-apa saja yang sudah dan harusnya saya lakukan. Selain itu, bisa jadi catatan-catatan itu saya gunakan sebagai bahan review sehari-hari, sehingga untuk hari-hari berikutnya, saya bisa melakukan hal-hal dengan lebih baik.