Posts

Showing posts from April, 2023

Apa Yang Harus Dibersihkan

Image
Masih ingat postingan saya sebelumnya tentang kita adalah bawang? Bagaimana? Sudahkah anda menemukan akar masalah anda? Nilai apakah yang menyesatkan anda? Atau apakah anda masih mencari-cari? Untuk yang sudah berhasil, selamat, anda sekalian sekarang lebih mengenali diri anda. Untuk yang masih belum menemukannya, sebaiknya anda sekalian merenung lebih dalam untuk menemukannya. Baiklah, di postingan kali ini, untuk menyambung postingan kemarin, saya akan membahas beberapa nilai "sampah", seperti yang dijelaskan oleh Mark Manson dalam bukunya, "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat". Nilai-nilai keliru itu menyangkut: 1. Kenikmatan Ya, siapa sih yang tidak mau mendapat kenikmatan atau kebahagiaan? Tapi, tahukah anda bahwa mengejar kenikmatan, menurut Mark Manson, adalah sebuah kesalahan? Mungkin sebagian dari anda terkejut, bagaimana bisa mengejar kebahagiaan adalah kesalahan. Biarkan saya memberi contoh, yang menyambung dari contoh di postingan sebelumnya. Taruh

Kita Adalah Bawang

Image
  Pernahkah anda melihat sebuah bawang? Bawang merah lebih tepatnya. Jika anda perhatikan, bawang merah terdiri dari lapisan-lapisan bukan? Nah, masih, di buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson, kita diajak berpikir bahwa kita adalah sebuah bawang. Terdengar lucu kan? Tapi sebenarnya tidak. Kalau saya boleh berpendapat, ulasan kali ini cukup menohok juga. Jadi, sekarang, marilah kita menjadi bawang 😂  Lapisan pertama dari kita, yang sekarang ini adalah bawang, adalah bagaimana kita memahami emosi kita. Pada tahap ini, kesadaran kita akan diri kita sendiri baru sampai ke tahap mengidentifikasi apa yang kita suka dan tidak kita suka. Taruh kata kita suka mendapat nilai sempurna dan benci atau kecewa saat kita mendapat nilai kurang. Ya, saat kita di lapisan ini, kita hanya menyadari itu saja... namun, apakah anda mengira lapisan pertama mudah dicapai? Bagi sebagian orang yang memang peka terhadap dirinya, tentu mengidentifikasi hal-hal yang disukai maupun

Kamu Tidak Istimewa

Image
Pernahkah anda merasa memiliki kekuatan khusus? Tentunya bukan kekuatan super seperti Superman, atau kemampuan memanjat ala Spider-Man. Yang saya maksud adalah perasaan superior akan sesuatu, misalnya anda jago bermain kata-kata, hingga menyebut diri anda sendiri "Shakespeare Milenial", atau mungkin kemampuan menggambar yang sangat "wah", hingga berbangga diri memperkenalkan diri sebagai "The Next Picasso", atau karena saking cerdasnya anda dalam matematika atau fisika, anda merasa akan menjadi penerus Nikola Tesla. Tentu hal-hal tersebut akan teramat sangat mengesankan bila betulan terjadi. Ijinkan saya bertanya lagi, pernahkah anda merasa menjadi orang yang paling tersakiti? Ya, seakan-akan anda tidak dapat berbuat sesuatu istilahnya maju kena mundur juga kena. Pernahkah? Terdengar familiar? Nah, menurut Mark Manson, masih, dalam bukunya yang berjudul "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat", merasa diri paling pintar atau paling tersakiti adala

Kebahagiaan Bersumber dari Masalah

Image
         Kebahagiaan. Siapa sih yang tidak mau bahagia? Pasti semuanya, tidak terkecuali anda dan saya, mau untuk menjadi bahagia. Bayangkan saja, punya hidup yang nyaman, mau apa tinggal tunjuk, mau pergi ke mana tinggal pergi. Ya, sungguh kehidupan yang bebas, namun sekaligus terdengar seperti dongeng zaman kerajaan, di mana kita adalah raja atau ratunya. Tapi, hidup tidak seperti itu. Sayang sekali, tapi begitulah kenyataannya. Hidup selalu punya banyak masalah, hidup seakan selalu "kreatif" dalam menyajikan masalah.           Nah, seperti hari-hari sebelumnya, saya masih membaca buku "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" dan sampailah saya di bab kedua yang mengangkat tema bahwa kebahagiaan adalah sebuah masalah. Lho , kenapa begitu? Pasti banyak yang bertanya-tanya, bagaimana bisa kebahagiaan dipandang sebagai masalah? Nah, masalahnya di sini adalah, kebahagiaan seringkali tumbuh dan membuat kita terlena dan pada akhirnya membentuk zona nyaman atau comfort zon

Ganti Fokus Yuk

Image
Redirect yourself. Mengarahkan ulang dirimu.         Yes , kata-kata di atas adalah pelajaran yang saya dapatkan setelah membaca bab pertama dari "The Subtle Art of Not Giving A F*ck" atau yang diterjemahkan sebagai "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" karya Mark Manson. Dalam bab pertama ini dibahas bagaimana kita sebagai manusia terlalu memperdulikan banyak hal, terlalu overthinking , dan tidak mau menerima apa yang kita punya. Terlebih lagi, kemajuan teknologi memperparah kondisi ini dengan menjejali kita dengan berbagai informasi-informasi yang sebenarnya tidak penting dan malah memperparah overthinking kita yang pada dasarnya sudah mengganggu dan menyita perhatian kita yang di buku ini disebut sebagai "Lingkaran Setan"           Lalu bagaimana caranya untuk terbebas dari "Lingkaran Setan" itu? Yep , seperti judul bukunya, bersikaplah bodo amat 😂 Seni #1. Masa bodoh dengan hal-hal yang tidak penting.             Ups, pertama kita samakan

Mudik

Image
    Masa libur sudah tiba. Sejak Sabtu sore kemarin, anak-anak Safin Pati Sport School (SPSS) satu persatu meninggalkan asrama untuk mudik. Dalam rombongan sedaerah mereka, anak-anak pergi dengan ceria. Ya, maklumlah, libur Lebaran merupakan momen libur panjang bagi mereka, terutama karena mereka tinggal di asrama dan jauh dari orang tua membuat mereka rindu rumah. Libur kali ini menjadi perpisahan bagi anak-anak yang duduk di kelas 9. Karena minggu ini, mereka telah menyelesaikan serangkaian Ujian Sekolah yang menjadi tes akhir mereka. Jadi, setelah masuk nanti, para guru tidak akan mengajar kelas 9 lagi, dan kemungkinan juga, mereka akan lama tidak kembali ke asrama. Tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat ya. Lebaran ini adalah yang kesekian kali untuk saya. Dua angkatan sudah yang saya lihat lulus dari SMP ini, yang berarti sudah sekitar dua tahun juga saya berada di sekolah. Pengalaman puasa dan Lebaran tahun ini memiliki kesan berbeda untuk saya, karena diantara anak-anak,

Festival Ramadhan

Image
  Sabtu kemarin adalah puncak acara bulan Ramadhan yang digelar di sekolah kami. Acara yang bertajuk "Festival Ramadhan" itu dimulai tepat jam satu siang. Setelah seluruh siswa diplot sesuai kelas, serta seluruh handphone siswa dikumpulkan, acarapun dimulai dengan pembukaan oleh MC, yaitu Fathan dari kelas 8 dan Leif dari kelas 7. Yang membuat saya salut adalah kedua anak ini berani lho untuk menjadi MC, padahal dihadapan mereka ada juga kakak-kakak kelas mereka, tetapi mereka percaya diri membawakan acara. Oke, acara dimulai dengan penampilan video bertema Ramadhan yang telah dibuat dan dikumpulkan oleh setiap kelas dan dilanjutkan dengan penampilan perwakilan perkusi dari setiap kelas juga. Saya mengakui bahwa karya video siswa kami sangat amat kreatif, terutama di bagian editing dan cerita yang dibawakan juga beragam, dengan pesan yang bervariasi pula yang semuanya bagus dan bermakna, menurut saya. Saat acara, saya bertugas sebagai operator, pengalaman pertama saya. Banyak