Minggu Penuh Makna


Seperti sebelum-sebelumnya, kedatangan Bu Capri ke Pati adalah momen yang penuh dengan kenangan dan pembelajaran. Kedatangan Bu Capri bulan Maret ini beragendakan verifikasi SMA Terpadu Bina Bangsa. Hari Senin lalu lebih tepatnya, tim verifikasi dari Dinas Pendidikan Semarang datang ke sekolah untuk menilai kesiapan SMA kami untuk beroperasi. Hari sebelumnya, Minggu, kami sebagai guru datang ke sekolah untuk berbenah, mempersiapkan kedatangan tim verifikasi hari Senin. Persiapan yang dilakukan berbuah hasil yang baik. Pada hari Senin, dengan persiapan yang baik, kami dapat menjamu tamu dari Dinas dengan baik, pertanyaan yang diberikan dapat terjawab dengan baik dan fasilitas dapat ditunjukkan dengan jelas. Malamnya, kami melakukan refleksi kunjungan hari itu; semua menyambut positif hasilnya. 

Pada hari Selasa, kami para guru melakukan sharing, saling mengajarkan suatu skill satu sama lain. Hari itu yang maju untuk presentasi adalah Pak Macfud dan Bu Putri. Bertolak belakang, Pak Macfud mengajarkan soft skill berupa pengendalian diri saat merasa grogi, sementara Bu Putri mengajarkan beberapa gerakan self defense silat. Jujur ya, kedua skill yang diajarkan, sebenarnya adalah skill yang saya ingin pelajari lho, hehe. Saya gampang merasa grogi di depan umum, terutama di depan orang baru dan orang ramai. Tips dan trik pengendalian diri dari Pak Macfud sangat applicable dan praktis sih, sehingga bisa saya praktekkan saat akan maju ke depan. Di sisi lain, karena dulunya sering menonton film-film kungfu, saya jadi suka hal-hal beladiri, tapi kesadaran saya kalau saya tidak pandai olahraga menghentikan saya dari mempelajari beladiri (keputusan yang salah menurut saya). Jurus yang diperagakan oleh Bu Putri, terutama gerakan pukulan, saya rasa bisa diaplikasikan kalau-kalau ada bahaya mengancam, karena gerakannya terbilang simpel, tapi untuk gerakan tendangan, mungkin kalau saya, ya butuh latihan, mengingat badan yang tidak mendukung 😄

Hari Rabu, kelas Bahasa Inggris bersama Bu Capri. Ilmu yang dapat diambil adalah bagaimana menjadikan kelas aktif, dengan cara melibatkan siswa dalam sebuah conversation. Dari dulu, Bu Capri memang mengedepankan conversation saat mengajar, dan cara-caranya juga selalu berhasil "memaksa" siswa untuk aktif. Di samping itu, kalimat-kalimat yang terbilang sederhana mampu membuat siapapun, termasuk penutur pemula, dapat ikut dalam mempraktekkan kalimat-kalimat yang beliau ajarkan. Pada hari Rabu juga, saya maju presentasi hal-hal yang saya tahu tentang kopi. Kenapa kopi? Karena saya tertarik di bidang itu. Awalnya say masuk ke teori tentang kopi, sejarahnya, jenisnya, halus-kasarnya gilingan kopi, hingga metode seduh, dan akhirnya ditutup dengan praktek membuat V60 dan ngopi bareng teman-teman dan Bu Capri. Masukan dari teman-teman tentang presentasi saya adalah terlalu lama dan berbelit saat teori dan malah overtime. Saya menyadari hal tersebut dan sangat berterima kasih atas masukannya.

Hari Kamis menjadi hari pamungkas, hari terakhir kunjungan Bu Capri. Bisa dilihat foto di atas, kami, dari SMP Terpadu Bina Bangsa berkunjung lagi ke SMK PGRI 2 Kudus. Perjalanan dimulai sepulang sekolah, sekitar jam 11 atau 12. Rombongan kami ada sebagian yang naik mobil bersama Bu Capri dan ada yang naik motor ke Kudus. Saya adalah salah satu yang naik motor. Diperjalanan harus sangat berhati-hati, karena banyak jalan yang rusak. Panas dan harus menyetir dijalanan rusak sangat melelahkan, apalagi jaraknya yang jauh. Tapi semuanya terbayar saat training gabungan itu. Materi yang Bu Capri bawakan, seperti biasa, sangat smooth ditambah pembawaan beliau yang enerjik menghidupkan suasana. Meskipun lelah, tapi training hari itu menyenangkan. Setelah acara, kami diajak Bu Capri untuk main ke rumah temannya, sekaligus mengantarkannya ke penjemputan bis yang malam nanti akan dinaikinya ke Jakarta. Sebelum akhirnya berpisah, Bu Capri mengajak kami untuk makan-makan bersama dan mengobrol sebelum beliau pulang ke Jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

Temu Kangen

Ganti Fokus Yuk

Mudik