Growth Mindset and Fixed Mindset


 

     Hari ini kembali kami bertemu dengan konsultan pendidikan sekolah kami, Dr. Capri Anjaya. Di sore hari ini, kami diajak untuk membahas fixed mindset dan growth mindset. Penyampaian yang jelas dan menyenangkan membuat saya menyadari tiga hal baru yaitu:

  1. Learn by experience: sebelum penjelasan inti, Bu Capri menampilkan satu video singkat tentang seorangibu dan anak penjual buah. Dalam video tersebut, sang anak berusaha menjual es krim buatan ibunya, tapi sayangnya, tidak laku. Kemudian, sang anak datang kepada ibunya, bertanya, kenapa es krimnya bisa tidak laku. Sang ibu, dengan tersenyum, menyarankan anak tersebut untuk pergi ke pasar dan melakukan observasi ke pedagang di sana. Dan hasilnya, si anak meniru cara pedagang-pedagang berjualan sehingga es krim jualannya laku dengan cepat. Dari video tadi, yang saya tangkap adalah bahwa belajar dari pengalaman sendiri akan lebih mengena dan terkenang lebih lama daripada belajar dari buku-buku teks yang monoton dan menuntut hanya hafalan.
  2. Growing mindset membutuhkan waktu untuk realisasi: saat penjelasan inti, Bu Capri membahas growing mindset yang, seperti namanya, membutuhkan waktu untuk berkembang dan harus dilatih, tidak sekali dua kali. Jadi tidak semua orang bisa dalam sekejap untuk menjadi manusia dengan mindset yang berkembang. Tapi hal itu tidak mengapa, karena untuk berkembang, meski sedikit, kita harus menyediakan waktu dan tenaga yang jumlahnya tidak sedikit. Jadi wajar saja kalau dibutuhkan beberapa waktu hingga akhirnya seseorang berkembang sesuai dengan harapan. Konsistensi adalah kunci untuk mengembangkan growing mindset ini, kita harus secara konstan untuk melatih mindset kita. Tentu saja, komunitas yang membangun juga bisa menjadi akseleran untuk perkembangan growin mindset ini.
  3. Growing mindset membutuhkan pendekatan yang positif: masih dengan penjelasan Bu Capri mengenai growing mindset. Pola pikir berkembang ini membutuhkan pendekatan yang positif, karena growing mindset selalu berawal dari kegagalan seseorang dalam mengerjakan sesuatu, dan orang dengan fixed mindset akan cenderung menyerah dan berpikir bahwa masalah yang dihadapinya terlalu sulit dan bahwa kegagalannya adalah akhir dari segalanya. Mindset seperti ini membuat seseorang tidak akan berkembang. Sementara itu, orang dengan fixed mindset mempunyai pikiran yang negatif. Namun orang dengan pikiran growth mindset, mempunyai pemikiran yang positif, di mana orang dengan growth mindset memilih untuk belajar dari kesalahan, sehingga skill dan kemampuannya senantiasa berkembang, senantiasa updated

Dari pertemuaan selama kurang lebih tiga jam itu, hal-hal yang paling menarik bagi saya, setidaknya ada dua hal yaitu:

  1. Growth mindset dimulai dari kegagalan: dari paparan Bu Capri, dan seperti yang sudah saya tulis di atas, growth mindset adalah pola pikir yang berkembang dari sebuah kegagalan. Seseorang yang mengalami kegagalan biasanya dihadapkan pada dua pilihan, yaitu menyerah atau mencoba lagi. Menilai apakah seseorang memiliki fixed mindset atau growth mindset bisa dilihat dari pilihannya saat menghadapi kegagalan. Jika orang tersebut memilih untuk melupakan tujuannya dan menyerah di tengah jalan, maka orang tersebut memiliki fixed mindset. Di sisi lain, apabila orang tersebut memiliki growth mindset, maka orang tersebut akan memilih untuk mencoba lagi dari kegagalannya dan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
  2. Growth mindset butuh step-step kecil untuk sampai ke bigger goal: Lagi, dari penjelasan Bu Capri, karena sifat growth mindset yang berkembang seiring dengan piihan dan kegagalan seseorang, maka growth mindset ini memiliki jangka waktu untuk terus tumbuh, dengan kata lain, growth mindset tidak stagnan dan mandeg di satu titik, dan oleh karena itu, growth mindset memerlukan step-step kecil untuk sampai ke tujuan akhirnya. Semisal seseorang gagal S1, dan dengan mindsetnya yang berkembang, orang tersebut memutuskan mencoba lagi tahun depan, maka untuk mencapai tujuan diterima S1 tahun depan, orang tersebut harus memikirkan langkah-langkah kecil untuk menuju tujuan besarnya, yaitu diterima S1. Step-step kecil itulah yang akan mengantarkan pemilik growth mindset ini untuk sukses. Dan, sekali lagi, growth mindset tidak bisa buru-buru karena memerlukan waktu untuk mencapai step-step kecil itu juga.

Saat sesi tanya jawab, saya bertanya pada Bu Capri:

  1. Kalau anak-anak sudah berusaha dan masih gagal, bagaimana kita menyikapinya? Apakah memberikan nilai kurang jadi solusi?

Dan jawaban beliau adalah:

Tetap perlu adanya penghargaan terhadap usaha siswa, dan malah perlu adanya dorongan untuk siswa tersebut mengembangkan dirinya. Pendekatan personal adalah salah satu caranya. Mungkin saat siswa tersebut melakukan kesalahan, jangan menghakiminya, apalagi dihadapan siswa yang lain, tapi lebih kepada mendekati siswa tadi dan secara personal membantunya menghadapi roadblock yang tengah dihadapinya. Pendekatan secara personal ini selain membuat siswa tidak malu, juga membuat guru dan siswa mempunyai kedekatan yang pastinya akan sangat membantu siswa tersebut di kemudian hari.

Mungkin itu refleksi saya dari pertemuan hari ini. Banyak ilmu yang saya dapatkan, terutama dalam mengembangkan pemikiran baru yang lebih berkembang.

Comments

  1. Pendekatan personal ke siswa patut kita coba🙇‍♀️

    ReplyDelete
  2. Belajar langsunh dengan kehidupan akan selalu bermakna

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Temu Kangen

Ganti Fokus Yuk

Mudik