Projek Bulan Bahasa


 
Bulan Oktober kali ini menjadi bulan yang spesial bagi anak-anak Safin Pati Sport School.  Bulan Oktober yang paling banter diwarnai dengan peringatan Sumpah Pemuda kini diwarnai dengan projek drama dan seabrek projek bertema sastra yang masuk di sela-sela kegiatan bola dan belajar mereka. Projek Pelajar Pancasila yang jatuh pada bulan Oktober ini, saya pikir, menjadi angin segar bagi mereka dan pastinya, bagi semua guru dan karyawan lain.

Dalam projek ini, mulai dari kelas 7 hingga kelas 12 diajak partisipasisnya dalam pembuatan drama dimasing-masing kelas. Pikiran pertama saya, pesimis, jujur saja, ada keraguan apakah anak-anak mau diajak berpartisipasi? Atau apakah mereka akan mengomel karena mendapat tambahan kegiatan? Yang mengomeltentu ada, tapi antusiasme sebagian besar anak mematahkan dugaan saya. Anak-anak butuh hiburan, butuh sesuatu yang out of the box sesekali, dan momen inilah saatnya bagi mereka untuk keluar dari rutinitas mereka.

Sebagai panitia, saya menjadi penanggung jawab perlengkapan dan acara stand up comedy. Untuk perlengkapan, saya banyak dibantu oleh teman-teman guru dan panitia perlengkapan dari pihak anak-anak SMA. Saya merasa sangat terbantu. Dan maaf apabila kurang bisa berperan aktif saat kegiatan, mungkin ada teman-teman guru yang meminta bantuan via WA, tapi waktu hari H, ponsel saya tertinggal di rumah, jadi tidak bisa berkomunikasi dengan semuanya.Terima kasih untuk bantuan teman-teman guru dan karyawan semua saat hari H. Untuk kedepannya, saya akan berusaha untuk lebih sigap, terutama untuk bagian sound system karena saya benar-benar buta mengenai itu. Saya bisa belajar dari teman-teman supaya kedepannya bisa lebih aktif.
 
Sebagai penanggung jawab stand up comedy, sejujurnya saya merasa kesulitan untuk mencari talent. Sempat salah satu anak yang saya latih mengundurkan diri, karena takut tidak lucu dan takut diejek temannya kalau stand up-nya garing. Memang kelucuan itu timbul saat kita mengerti materinya, maka dari itu tidak bisa dipaksakan. Satu mundur, satu lagi tetap bertahan, tetap berusaha membuat materi, meskipun tulisannya berkali-kali hilang. Untuk menggantikan anak yang mandur, terpaksa saya mencari orang lain, dan benar-benar last minutes. Dengan latihan seadanya, saya coba sebisa mungkin membuat penampilan mereka bagus, atau paling tidak, membuat mereka percaya diri di atas panggung. Singkat cerita, penampilan anak-anak ini pecah. Semua penonton tertawa lepas dan saya puas dengan hasilnya meskipun agak ragu di awal.
 
Acara berlangsung lancar, meski ada kendala di sound system. Menurut saya, yang paling seru adalah saat ada lomba memasak, yang diikuti tim siswa perkelas, tim guru, tim non-akademik, dan tim pelatih. Masing-masing tim, sesuai dengan arahan konsultan pendidikan di sekolah kami, memakai seragam sendiri-sendiri. Kami, saya, Pak Bayu, dan Pak Rozzaq, memutuskan untuk memakai baju jawa. Untungnya adik saya punya pakai tradisional saat SMA dulu. Saya merasa berbeda sekali saat memakainya, unik, saya rasa.
 
Apa yang bisa dilakukan untuk perbaikan, saya rasa dengan adanya sound system yang lebih bagus bisa menambah kemeriahan acara, karena di beberapa penampilan, suara kurang terdengar. Untuk perbaikan bagi diri saya sendiri, seperti yang saya sebutkan di atas, saya bisa belajar untuk meng-handle sound dari rekan-rekan guru. Untuk kedepannya saya mohon bantuannya agar saya bisa banyak belajar dan lebih sigap. Terima kasih bantuannya.

Comments

  1. Tak papa kawan belajar dan belajar, tapi mungkin kita (termasuk saya) bisa menyiapkan penampilan yang keren dengn latihan yang frekuensinya ditambah lagi

    ReplyDelete
  2. Baju jawanya cocok di mas ivan hehe

    ReplyDelete
  3. Sama-sama saling belajar dan membelajarkan🙇‍♀️

    ReplyDelete
  4. Mudah mudahan tahun depan sudah ada properti yang lebih bagus ya, sehingga acara bisa lebih pecah lagii, hehe

    ReplyDelete
  5. Mantab Pak Ivan, selalu semangat mencerdaskan dan mengedukasi.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Temu Kangen

Ganti Fokus Yuk

Mudik