Memilih


Hidup adalah sebuah pilihan

Hidup adalah sesuatu yang pelik. Mungkin semua orang akan setuju kalau hidup tidak selamanya indah, bahkan beberapa orang dilanda kemalangan di hampir seluruh fase hidup mereka. Hidup dipenuhi dengan pilihan-pilihan unik. Kalau kita melihat hidup sebagai sebuah game, maka akan ada banyak sekali cutscene dengan berbagai macam pilihan. Kita dituntut untuk membuat pilihan, hampir setiap hari. Beberapa pilihan hanya berpengaruh ke hal-hal remeh, seperti akan sarapan apa besok, atau baju apa yang akan dikenakan besok. Selain hal-hal sepele, pilihan hidup juga muncul di beberapa fase terpenting hidup kita, seperti pilihan karier, pilihan studi, pilihan pasangan hidup dan lain sebagainya.

Kadang, kita tahu kapan waktu kita harus memilih, seperti saat saya akan masuk kuliah, saya bisa dan tahu, bahwa saat itu adalah waktu untuk saya memilih jurusan kuliah saya. Sastra Inggris adalah jawaban saya, dan saya dengan senang hati menjalaninya, karena itu adalah pilihan yang 100% ada dalam "kendali" saya. Tetapi, hidup tidak selalu ter-struktur dan bisa ditebak. 

Hidup sering menghadirkan kejutan, di mana, hampir setiap orang, tidak siap saat "kejutan" itu datang. Misalnya saja, anda tiba-tiba dituduh sebagai komplotan pencuri, hanya karena memakai berpakaian hitam seperti pemuda serba hitam yang baru saja lari melewati anda beberapa menit yang lalu. Jelas, itu bukan kesalahan anda, tapi saat itu anda dipaksa untuk memilih, apakah dengan menyangkal, atau dengan melawan dan kabur, atau dengan menunjukkan arah larinya pencuri tadi? Tentu dalam hati yang paling dalam, anda mendamprat kesialan hari itu. Tapi itulah yang hidup (dunia) hadirkan bagi anda. Anda terima atau tidak, anda tetap harus memilih.

Seperti yang ditulis oleh Mark Manson dalam bukunya yang berjudul "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat", semua yang terjadi menimpa kita, tidak bisa selalu kita kendalikan, tapi kita selalu bisa mengendalikan perasaan dan tanggapan kita terhadap suatu pilihan. Mau tidak mau, sadar maupun tidak, selama ini, kita selalu berperan aktif untuk menafsirkan apa pun yang terjadi berdasarkan ukuran dan nilai-nilai yang kita miliki. Jadi, kata-kata seperti acuh dan tidak peduli, sebenarnya adalah bentuk pilihan, begitu pula dengan overthinking.  

Jadi, apa sih inti dari tulisan panjang lebar ini? Intinya hanya memilih. Anda harus dan akan memilih akan menjadi apa anda, anda akan memilih reaksi anda terhadap sesuatu, dan anda akan memilih atas dasar "ukuran" apa anda akan hidup. Pilihlah dengan bijak dan berhentilah sejenak sebelum memilih, karena pilihan anda akan menentukan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Temu Kangen

Ganti Fokus Yuk

Listen to Your Heart