There is no Perfect Days


    Beberapa hari kebelakang ini membuatku berpikir, bahwa hari yang buruk bisa saja berakhir baik. Hari itu bisa dikatakan hari yang lumayan berat bagiku, mood sudah nggak karuan, pikiran rasanya kacau. Rasanya ingin menghilang saja, karena beratnya pikiran dan emosi yang campur aduk. Tapi, apa? Ada kejutan datang, paket hadiah dari Semarang, dan tahu isinya? Peralatan ngopi! Benar-benar kejutan, apalagi ada satu alat yang benar-benar ingin dibeli sejak beberapa waktu lalu. Mood boosting banget setelah pikiran acakadul nggak karuan.
 
    Datangnya kado ini seketika juga mengingatkanku pada salah satu ayat di Bible, kalau tidak salah bunyinya kurang lebih begini, 
 
"Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari karena esok mempunyai kesulitannya sendiri". 
 
Yaps, mungkin kalau dibaca sekilah kedengarannya seolah menekankan bahwa setiap hari itu susah ya. Eits, jangan ditelan mentah-mentah, namun lihatlah pada pesan yang ada di dalamnya. Ya, setiap hari akan memiliki "kejutan" tersendiri, dan itu adalah hal yang wajar. Jadi, melalui kutipan di atas, kita diajak untuk belajar move on, tidak terbelenggu oleh ketidakmampuan kita di hari kemarin atau mungkin terikat pada overthinking kita akan kesalahan-kesalahan yang lalu. Satu hari ya satu hari itu, hari besok ya hari besok, masalah saat itu ya untuk saat itu saja. Sebuah reminder yang menurutku sangat berharga, apalagi mengingat bagaimana kompetitifnya dunia saat ini, betapa kita dihadapkan dengan beragam tantangan yang bisa saja bukan membangun, malah membuat kita stress.

    Akhir kata, semoga kita bisa hidup di masa sekarang, bukan di masa lalu yang penuh penyesalan, ataupun di masa depan yang penuh keraguan. Enjoy the moment, enjoy the progress. Dan jangan lupa, kesulitan sehari cukup untuk sehari. There is no perfect, but how we interpret it will perfect it.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Temu Kangen

Ganti Fokus Yuk

Mudik