Darurat Belajar

    Tidak bisa di pungkiri kalau pandemi merusak hampir seluruh sektor kehidupan, mulai dari ekonomi yang menurun drastis, kesehatan yang sudah pasti terancam, bahkan pendidikan. Hari ini saya bertemu kembali dengan seorang anak les saya, dia meminta saya mengajari adiknya yang duduk di kelas 5 SD. Pertemuan yang menyenangkan, apalagi tahu bahwa dia sudah lulus SMP dan tengah melanjutkan studinya di SMK.

    Singkat cerita, saya mengiyakan tawarannya. Adiknya sudah mengenal saya, tapi mungkin masih malu-malu. Saat les, betapa terkejutnya saya saat tahu bahwa si adik bahkan bingung saat membaca kalimat Bahasa Inggris sederhana. Kalimat dengan kosakata yang seharusnya sudah diketahui saat kelas 2 SD. Sangat disayangkan... apalagi dia duduk di kelas 5 SD, kelas yang menurut saya berada di level tinggi (dalam derajat SD).

    Saya berusaha mengajarinya perlahan karena memang si anak kesulitan menangkap maksud dan materi dari saya. Akhirnya kami hanya sebatas mengerjakan PR si anak pada hari itu. Sungguh, hal ini yang membuat saya bingung dan khawatir dengan kondisi anak-anak sekarang. Betapa pandemi ini sangat menghambat perkembangan mereka. 

    Untuk para guru, sebaiknya momentum anak masuk sekolah ini dijadikan saat yang tepat untuk mengejar ketertinggalan selama 2 tahun akibat pandemi ini, dan untuk anak-anak, para murid, alangkah baiknya jika kalian lebih rajin, lebih sedikit bermain dan perbanyak belajar. Semua ini karena kita benar-benar tertinggal; murid-murid benar-benar ketinggalan pelajaran selama ini. Darurat belajar, mungkin adalah frasa yang tepat untuk mendiskripsikan keadaan saat ini

Comments

  1. diambil hikmahnya apa yang di dapat dari hal tersebut

    ReplyDelete
  2. meski pandemi tetap mempersiapkan generasi mendatang😊

    ReplyDelete
  3. Semangat untuk mencoba mencetak generasi bangsa yang berkarakter

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Temu Kangen

Ganti Fokus Yuk

Mudik